RSS

UAS Difusi Inovasi

UJIAN AKHIR SEMESTER
(UAS)

Mata Kuliah                : Difusi dan Inovasi dalam Pendidikan
Nama                           : Rahmita Solihat
NIM                            : 06032681318042
Semester/Kelas            : II / Reguler Pagi
Dosen Pengampu        : Dr. Azizah Husin, M.Pd.
  Dr. Edi Harapan, M.Pd.


1.   Rogers mengemukakan lima karakter inovasi, yaitu relative advantage, compability, complexiity, triability, dan observability. Coba saudara jelaskan kelima karakteristik inovasi tersebut secara singkat dan karakter mana saja menurut saudara yang paling cepat membuat perubahan pada kemajuan pendidikan nasional.

Jawab:
a)      Keunggulan Relatif (Relative Advantage)
Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau unggul dibandingkan dengan yang pernah ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa faktor, seperti faktor ekonomi, prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
b)      Kompatibilitas (Compatiballity)
Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya inovasi yang sesuai (compatible)
c)      Kerumitan (Complexity)
Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
d)     Kemampuan diujicobakan (Trialability)
Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulannya.
e)      Kemampuan untuk Diamati (Observability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Semakin besar keunggulan relatif, kesesuaian, kemampuan untuk diujicobakan, dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya semakin cepat diadopsi.

Dari kelima karakter inovasi tersebut, karakter yang paling cepat membuat perubahan pada kemajuan pendidikan nasional yaitu karakter observability (kemampuan untuk diamati) karena apabila suatu inovasi itu mudah dilihat oleh para adopter dan memiliki manfaat yang besar, memiliki keunggulan, sesuai dengan keinginan para adopter dan tingkat pengadopsiannya memiliki kerumitan semakin kecil maka akan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap perubahan pada kemajuan pendidikan nasional.

2.   “Opinion Leaders” dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yaitu orang-orang tertentu yang mampu mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana prilakunya (baik pendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya. Jadi, jelas disini bahwa orang berpengaruh (opinion leaders) memainkan peran dalam proses keputusan inovasi. Beri penjelasan saudara:
a.    Apa saja peran yang dapat dilakukan oleh opinion leaders?
b.    Bagaimana menghadapi seorang opinion leaders yang menetang inovasi?
c.    Inovasi yang bagaimana sebaiknya diberikan kepada opinion leaders?
d.    Apa perbedaan opinion leaders dengan agent of change?
Jawab:
a.       Peran yang dapat dilakukan oleh opinion leaders yaitu mempengaruhi individu dalam menggunakan maupun mengadopsi inovasi, ikut membantu agen perubahan dalam kegiatan sosial, meyakinkan seseorang untuk mengadopsi inovasi, mengadakan penyebaran kepada individu yang belum mengadopsi inovasi dan membantu untuk meningkatkan kesadaran pengetahuan tentang inovasi.
b.      Cara menghadapi seorang opinion leaders yang menetang inovasi yaitu dengan mengidentifikasi penyebab opinion leaders menentang inovasi karena penentangan inovasi tersebut merupakan hambatan terhadap inovasi sehingga inovasi yang telah ada sulit diadopsi individu apabila seorang opinion leaders menentang inovasi. Jadi, cara menghadapi hal tersebut yaitu mencari penyebab penolakan karena kategori hambatan terhadap inovasi itu ada empat, yaitu hambatan psikologi, hambatan praktis, hambatan nilai-nilai, dan hambatan kekuasaan. Setiap hambatan memiliki cara agar bisa dihadapi. Cara lainnya untuk menghadapi penentang inovasi adalah kita harus bertanya kepada seseorang tersebut alasan mengapa inovasi tersebut ditentang dan meminta solusi bagaimana  cara agar inovasi bisa diterima dan tidak ditentang oleh opinion leaders.
c.       Sebaiknya inovasi yang diberikan kepada opinion leaders yaitu inovasi yang memang benar memiliki keunggulan dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain sesuai dengan lima karakter inoovasi, yaitu relative advantage, compability, complexiity, triability, dan observability.
d.      Perbedaan opinion leaders dengan agent of change yaitu kalau opinion leaders merupakan orang-orang tertentu yang mampu mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial baik dalam mendukung inovasi maupun menentang adanya inovasi. Sedangkan agent of change ialah seseorang yang bertugas mempengaruhi orang lain agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha perubahan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa opinion leaders dan agent of change memiliki perbedaan sesuai dengan perannya masing-masing, kalau opinion leaders mungkin bisa mempengaruhi seseorang untuk menerima ataupun menolak suatu inovasi, sedangkan agent of change mempengaruhi seseorang untuk menerima inovasi yang memang benar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

3.   INNOVATION DECISION PROCESS merupakan proses mental dimana seseorang atau lembaga melewati serangkaian proses yang diperlukan, mulai dari pengetahuan awal tentang suatu inovasi sampai membentuk sebuah sikap terhadap inovasi, membuat keputusan apakah menerima atau menolak inovasi, mengimplementasikan gagasan baru, dan mengkonfirmasi keputusan ini. Ceritakan secara singkat apa yang akan saudara lakukan bila menjadi pelaku INNOVATION DECISION PROCESS.
Jawab:
Hal yang akan saya lakukan bila menjadi pelaku innovation decision process yaitu dengan melakukan proses dimana mulai dari pertama kali tahu adanya inovasi dan dilanjutkan dengan keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, mengimplementasikan inovasi, dan mengkonfirmasikan keputusan dalam mengambil suatu inovasi serta meyakinkan seseorang bahwa proses keputusan inovasi tersebut bias diterima oleh individu sehingga dengan mengikuti tahapan sesuai dengan proses keputusan inovasi maka akan terciptanya proses keputusan inovasi yang sesuai dengan tujuan diciptakannya inovasi.

4.   Berilah contoh satu inovasi dalam bidang pendidikan yang anda terlibat di dalamnya.
Jawab:

Inovasi dalam bidang pendidikan yang melibatkan saya didalamnya yaitu pengumpulan data-data sekolah, data guru, dan data siswa melalui online (Dapodik). Awalnya setiap sekolah mengumpulkan data-data tersebut langsung ke Diknas Kabupaten/Kota masing-masing tetapi setelah adanya inovasi terhadap pengumpulan data-data sekolah secara online maka guru-guru dan kepala-kepala sekolah setiap sekolah tidak perlu mengumpulkan berkas ke Diknas karena bias dilakukan di sekolah masing-masing. Selain itu, dengan adanya inovasi tersebut pegawai di Diknas Kabupaten/Kota tidak repot memasukkan berpuluh-puluh data sekolah yang ada di Kabupaten maupun Kota.

0 komentar:

Posting Komentar