RSS

STATISTIK - UKURAN

TUGAS STATISTIK PENDIDIKAN
UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN PENYEBARAN


 

















Oleh
Andhina Fitrianita Putri, S.Pd
Fitri Ramayanti, S.Pd
Rahmita Solihat, S.Pd





          DOSEN PENGASUH : 1. Prof. Dr.Djaali, M.Pd.
                                                2. Dr. Yusuf Hartono
                                                3. Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd
                                               




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
2013


PENDAHULUAN
            Statistika merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara pengumpulan fakta/data, pengolahan data, dan menganalisis data tersebut sehingga akan didapat suatu kesimpulan. Untuk melakukan pengolahan data, selain pembuatan tabel maupun grafik, diperlukan juga ukuran-ukuran yang tepat untuk mewakili data tesebut, sehingga dapat disajikan secara singkat dan dapat mewakili untuk membandingkan keadaan pada tiap kelompok.
            Untuk keperluan pengolahan data lebih lanjut, dapat dilakukan pengolahan ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data. Ukuran pemusatan meliputi rata-rata hitung, median, modus, dan bentuk distribusi frekuensi. Sedangkan ukuran penyebaran meliputi rank, sebaran data, deviasi rerata, variansi dan simpangan baku, ukuran kemencengan, dan keruncingan kurva normal.
            Dengan dilakukannya pengumpulan data baik secara pemusatan maupun penyebaran, akan lebih terlihat kesimpulan yang didapat dari data yang tersedia.

PEMBAHASAN
1.    Pengertian Ukuran Pemusatan Data
Ronald E.Walpole (1993),“ukuran pemusatan data adalah sembarang ukuran yang menunjukkan pusat segugus data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Menurut Iqbal (2001:),“ukuran pemusatan data adalah ukuran yang dapat mewakili data secara keseluruhan. Artinya, jika keseluruhan nilai yang ada dalam data tersebut diurutkan besarnya dan selanjutnya dimasukkan nilai rata-rata diurutan paling tengah atau pusat.”
Dari pendapat para ahli mengenai ukuran pemusatan data dapat dipahami bahwa ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat mewakili kumpulan data yang menunjukkan pusat dari nilai data.



2.    Jenis-Jenis Ukuran Pemusatan Data
a.    Rata-rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung (mean) adalah nilai rata-rata dari data-data yang tersedia. Rata-rata hitung dari populasi diberi simbol ยต (baca:miu). Rata-rata hitung dari sampel diberi simbol  (baca:eks bar).
Menentukan rata-rata hitung secara umum dapat dirumuskan:
1)   Rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal
¨    Jika X1, X2, ... Xn  merupakan n buah nilai dari variabel X, maka rata-rata hitungnya sebagai berikut :
                                    =
Keterangan:
          =  rata-rata hitung (mean)
X          =  wakil data
n          = jumlah data

¨    Jika X1, X2, ... Xn  masing-masing memiliki frekuensi f1, f2,...,fn, maka rata-rata hitungnya sebagai berikut :
 =

2)   Rata-rata hitung (mean) data berkelompok
¨    Metode biasa
Apabila telah dibentuk distribusi frekuensi biasa, dengan f1 = frekuensi pada interval kelas ke-i, maka rata-rata hitung (mean) dapat dihitung dengan rumus :




Contoh soal:
Tentukan rata-rata hitung dari tabel berikut:

Tabel 1.1 Berat badan 100 orang mahasiswa Pascasarjana UNSRI
Teknologi Pendidikan 2013
Berat Badan (kg)
Banyaknya Mahasiswa (f)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
Jumlah
100
                       
Penyelesaian:
Berat Badan (kg)
Banyaknya Mahasiswa (f)
Nilai Tengah(X)
fX
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
51
54
57
60
63
510
1350
1824
900
1134
Jumlah
100
-
5718

¨    Metode Simpangan Rata-rata
Apabila M adalah rata-rata hitung sementara maka rata-rata hitung dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan:
M  =  rata-rata hitung sementara, biasanya diambil dari titik tengah kelas dengan frekuensi terbesarnya (titik tengah kelas modus)
d    =   X – M
X   =   titik tengah interval kelas
f     =  frekuensi kelas

Contoh Soal :
Dengan soal yang sama seperti di atas seperti pada tabel 1.1, tentukan mean nya dengan metode simpangan rata-rata

Berat Badan (kg)
F
X
d = X –M
Fd
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
51
54
57
60
63
-6
-3
0
3
6
-60
-75
0
45
108
Jumlah
100
-
0
18

¨    Metode coding
Metode coding sering digunakan apabila nilai-nilai dalam data yang berupa bilangan-bilangan besar. Pada dasarnya, metode itu merupakan penjabaran dari metode simpangan rata-rata. Dirumuskan :
Keterangan :
M  =  rata-rata hitung sementara
C  =  panjang kelas
u   =  0, ±1, ±2, ...
     =  , dengan d = X – M

Contoh soal:
Dengan soal yang sama seperti di atas pada     tabel 1.1, gunakan dengan  metode coding
Berat Badan (kg)
F
X
d = X –M
u
fd
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
61
64
67
70
73
-6
-3
0
3
6
-2
-1
0
1
2
-20
-25
0
15
36
Jumlah
100
-
0
0
6


b.   Median
Median adalah nilai tengah dari data yang diurutkan. Median sering juga disebut rata-rata posisi. Median disimbolkan dengan Me atau Md.
1)        Median data tunggal
v  Jika jumlah data ganjil, mediannya adalah data yang berada paling tengah.
Me  =  Xn/2
v  Jika jumlah data genap, mediannya adalah hasil bagi jumlah dua data yang berada di tengah.
Me  = 
2)        Median data kelompok
ร˜  Median untuk data berkelompok dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
B             =  tepi bawah kelas median
n             =  jumlah frekuensi
( =  jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas media
C         =  panjang interval kelas
fMe      =  frekuensi kelas median







Contoh Soal :
Tentukan median dari distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
2
5
13
14
4
2
Jumlah
40

Penyelesaian :
Jumlah frekuensi (n)  =  40  dan  = 20
Kelas median adalah (    
f1 +  f2 +  f3  = 20 ≥  20
Jadi, kelas median adalah kelas ke-3
B                 =  90,5
        =  7
C                =  3
fMe                    =  13
Me              =  B +   =  90,5 +
                   = 93,5
c.    Modus (Mode)
Modus adalah nilai yang sering muncul dalam data. Modus disimbolkan dengan Mo. Cara mencari modus dibedakan antara data tunggal dan data kelompok.
¨        Modus data tunggal
Modus data tunggal adalah data yang frekuensinya terbanyak.
Contoh soal :
Tentukan modus dari data : 1, 2, 4, 4, 5, 8, 9.
Modus =  4

¨        Modus data kelompok
Modus akan berada pada kelas yang memiliki frekuensi terbesar. Kelas yang memiliki frekuensi terbesar disebut sebagai kelas modus.
                    
Keterangan :
Mo       =  modus
L          =  tepi bawah kelas modus
d2         =  selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesu
C         =  panjang interval kelas

Contoh soal :
Dari tabel 1.2 diketahui bahwa kelas modus adalah kelas ke-3
L          =  85,5
d1           =  7
d2         = 17
C            =  3
Mo       = 
            =  85,5  +   x 3
            =  88,375

3.    Distribusi Frekuensi
a.    Pengertian Distribusi Frekuensi
Kuswanto (2006),“distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval.
Djarwanto (1982),“distribusi frekuensi adalah membuat uraian dari suatuhasil penelitian dan menyajian hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk statistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.
Iqbal (2001),“distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.
Dari pendapat para ahli tersebuut dapat dipahami bahwa distribusi frekuensi adalah penyusunan data ke dalam kelas-kelas tertentu dimana setiap data hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja.

b.   Bagian-bagian Distribusi Frekuensi
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1)        Kelas-kelas (class)
Kelas adalah kelompok nilai data atau variabel.
2)        Batas kelas (class limits)
Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua batas kelas, yaitu :
ร˜ Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas;
ร˜ Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan setiap kelas.
3)        Tepi kelas (class boundary/real limits/true class limits)
Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua tepi kelas, yaitu :
ร˜ Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya;
ร˜ Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya.
4)        Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point/class marks)
Titik tengah kelas adalah angkaatau nilai data yang tepat terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya.
Titik tengah kelas = ½ (batas atas + batas bawah) kelas.
5)        Interval kelas (class interval)
Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain.


6)        Panjang interval kelas atau luas kelas (interval size)
Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
7)        Frekuensi kelas (class frequency)
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu.
Contoh Soal:
Tabel 1.3 Modal Perusahaan Percetakan “Prima Mandiri”
Modal (jutaan Rupiah)
Frekuensi (f)
60 – 69
70 – 79
80 – 89
90 – 99
100 – 109
16
32
20
17
15
Jumlah
100


Dari distribusi frekuensi di atas:
a.       Banyaknya kelas adalah 5.
b.      Batas kelas-kelas adalah 60, 69, 70, 79,...
c.       Batas bawah kelas-kelas adalah 60, 70, 80, 90, 100.
d.      Batas atas kelas-kelas adalah 69, 79, 89, 99, 109.
e.       Batas nyata kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; ...
f.       Tepi bawah kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5.
g.      Tepi atas kelas-kelas adalah 69,5; 79,5; 89,5; 99,5; 109,5.
h.      Titik tengah kelas-kelas adalah 64,5; 74,5; 84,5; 94,5; 104,5.
i.        Interval kelas-kelas adalah 60 – 69, 70 – 79, ... 100 – 109.
j.        Panjang interval kelas-kelas masing-masing 10.
k.      Frekuensi kelas-kelas adalah 16, 32, 20, 17, dan 15.

c.    Penyusunan Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi dapat dibuat dengan mengikuti pedoman berikut:
1)   Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar.
2)   Menentukan jangkauan (range) dari data.
Jangkauan =  data terbesar -  data terkecil.
3)   Menentukan banyaknya kelas (k).
k =  1 + 3,3 log n
Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess
                                                     kั”bulat


Keterangan :
k   =  banyaknya kelas
n   =  banyaknya data
4)   Menentukan panjang interval kelas
Panjang interval kelas (i)  = 

5)   Menentukan batas bawah kelas pertama.
Batas bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data terkecil yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya.
6)   Menuliskan frekuensi kelas secara melidi dalam kolom turus atau tally (sistem turus) sesuai banyaknya data.

Contoh soal :
Dari hasil pengukuran diameter pipa dibuat oleh sebuah mesin (dalam mm terdekat) diperoleh data sebagai berikut.
78       72        74        79        74        71        75        74        72        68
72       73        72        74        75        74        73        74        65        72
66       75        80        69        82        73        74        72        79        71
70       75        71        70        70        70        75        76        77        67

Penyelesaian :
a)      Urutkan data :
65   66      67        68        69        70        70        70        70        71
71   71      72        72        72        72        72        72        73        73
73   74      74        74        74        74        74        74        75        75
75   75      75        76        77        78        79        79        80        82
b)      Jangkauan (R)  =  82 – 65  =  17
c)      Banyaknya kelas (k) adalah
k  =  1 + 3,3 log 40
    =  1 + 5,3
    =  6,3  ≈ 6
d)     Panjang interval kelas (i) adalah
i  =    3
e)      Batas kelas pertama adalah 65 (data terkecil)
f)       Tabelnya
Tabel 1.4  Pengukuran Diameter Pipa-pipa (satuan mm)
Diameter
Turus
Frekuensi
65 – 67
68 – 70
71 – 73
74 – 76
77 – 79
80 – 82
III
IIII   I
IIII   IIII  II
IIII   IIII  III
IIII
II
3
6
12
13
4
2
Jumlah

40

d.   Jenis-jenis Distribusi Frekuensi
Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu distribusi frekuensi biasa, distribusi frekuensi relatif, dan distribusi frekuensi kumulatif.
1.    Distribusi Frekuensi Biasa
Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisiskan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data. Jenis-jenis distribusi frekuensi biasa, yaitu:
a)         Distribusi frekuensi numerik
Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya dinyatakan dalam angka.




Contoh :
Tabel 1.5  Pelamar Perusahaan Percetakan “Prima Mandiri”
Umur (tahun)
Frekuensi
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
15
20
9
4
2
Jumlah
50


b)        Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori
Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya dinyatakan berdasarkan data atau golongan data yang ada
Contoh :
Tabel 1.6  Hasil Pelemparan Dadu sebanyak 30 kali
Angka Dadu (X)
Banyaknya Peristiwa (f)
1
2
3
4
5
6
4
6
5
3
8
4
Jumlah
30

2.    Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu. Frekuensi relatif dirumuskan:
frelatif  =  ,       i =  1, 2, 3,..








Contoh:
Tabel 1.7  Distribusi Frekuensi Relatif
Interval Kelas (Tinggi (cm))
Frekuensi (Banyak murid)
Frekuensi Relatif
Perbandingan
Desimal
Persen
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
2
4
10
14
12
5
3
2/50
4/50
10/50
14/50
12/50
5/50
3/50
0,04
0,08
0,20
0,28
0,24
0,10
0,06
4
8
20
28
24
10
6
Jumlah
50
1
1
100

3.    Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi frrekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif. Frrekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.
Distribusi frekuensi kumulatif memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif. Pada ogif dicantumkan frekuensi frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai batas kelas.
Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif, yaitu distribusi frekuensi kumulatif kurang dari, dan lebih dari.
a.       Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nilai batas  kelas suatu interval tertentu.
b.      Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.





Contoh:
Tabel 1.8  Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Distribusi Frekuensi Biasa
Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Tinggi (cm)
Frekuensi
Tinggi (cm)
Frekuensi

100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134

2
4
10
14
12
5
3
kurang dari 100
kurang dari 105
kurang dari 110
kurang dari 115
kurang dari 120
kurang dari 125
kurang dari 130
kurang dari 135
                                     =  0
0+2
0+2+4
0+2+4+10
0+2+4+10+14
0+2+4+10+14+12
0+2+4+10+14+12






UKURAN DISPERSI
1.    Pengertian Dispersi
Ukuran dispersi atau ukuran variasi atau ukuran penyimpangan adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilai-nilai data dari nilai-nilai pusatnya atau ukuran yang menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data yang berbeda dengan nilai-nilai pusatnya.

2.    Jenis-Jenis Ukuran Dispersi
a.    Jangkauan (Range, R)
Jangkauan atau ukuran jarak adalah selisih nilai terbesar data dengan nilai terkecil data. Cara mencari jangkauan dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
1)   Jangkauan data tunggal
Bila ada sekumpulan data tunggal X1, X2, ..., Xn maka jangkauannya adalah:
Jangkauan       = Xn - Xi
Contoh soal:
Tentukan jangkauan data: 1, 3, 5, 10, 12, 15!

Penyelesaian:
X6= 15          dan      X1= 1
Jangkauan = X6 – X1 = 15 – 1 = 14

2)   Jangkauan data berkelompok
Untuk data berkelompok, jangkauan dapat ditentukan dngan dua cara, yaitu menggunakan titik atau nilai tengah dan menggunakan tepi kelas.
a.    Jangkauan adalah selisih titik tengah kelas tertinggi dengan titik tengah kelas terendah.
b.    Jangkauan adalah selisih tepi atas kelas tertinggi dengan tepi bawah kelas terendah.

Contoh soal:
Tentukan jangkauan dari distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan
Interval Kelas (Tinggi (cm))
Frekuensi (Banyak murid)


100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
2
4
10
14
12
5
3

Jumlah
50

Penyelesaian:
Dari tabel 1.7 terlihat:
Titik tengah kelas terendah   = 102
Titik tengah kelas tertinggi   = 132
Tepi bawah kelas terendah   = 99,5
Tepi atas kelas tertinggi        = 134,5
a)    Jangkauan = 132 – 102 = 30
b)   Jangkauan = 134,5 – 99,5 = 35
b.    Jangkauan Antarkuartil dan Jangkauan Semi Interkuartil
Jangkauan antarkuartil adalah selisih antara nilai kuartil atas (Q3) dan kuartil bawah (Q1). Dirumuskan:
JK = Q3 – Q1

Jangkauan semi interkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah dari selisih kuartil atas (Q3) dengan kuartil bawah (Q). Dirumuskan:
Qd = ½ (Q3 – Q1)

Rumus-rumus di atas berlaku untuk data tunggal dan data berkelompok.

Contoh Soal:
Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil dari data berikut!
1, 3, 5, 10, 12, 15, 16

Penyelesaian:
Q1 = 3 dan Q3 = 15
JK          = Q3 – Q1
= 15 – 3 = 12
Qd         = ½ (15 – 3) = 6

Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan
Interval Kelas (Tinggi (cm))
Frekuensi (Banyak murid)


100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
2
4
10
14
12
5
3

Jumlah
50

Penyelesaian:
= 114,5 +
= 114,5 + (-1,25)
= 113,25

Q3        = B3 +
= 124,5 +
= 124,5 + (-1,875)
= 122,625

c.    Data Tersebar
1)   Kuartil
Kuartil dapat dikatakan sebagai ukuran perempatan, artinya nilai-nilai kuartil akan membagi empat sama banyak terhadap banyak data. Terdapat tiga jenis kuartil, yaitu kuartil bawah atau pertama (Q1), kuartil tengah atau kurtil kedua (Q2), dan kuartil atas atau ketiga (Q3). Kuartil kedua sama dengan median.
a)    Kuartil data tunggal
Untuk data tunggal, kuartil-kuartilnya dapat dicari dengan menggunakan metode mencari median, atau rumus:
Q1 = nilai yang ke
Contoh Soal:
Tentukan kuartil dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
Penyelesaian:
Data diurutkan 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
n = 7
Q1 = nilai ke
Q1 = nilai yang ke  = 2, yaitu 3
Q2 = nilai yang ke  = 4, yaitu 10
Q3 = nilai yang ke  = 6, yaitu 15
b)   Kuartil data berkelompok
Untuk data berkelompok kuartil-kuartilnya dapat dicari dengan rumus:
Q1 = B1 +
Keterangan:
B1             = tepi bawah kelas kuartil
n               = jumlah semua frekuensi
i                = 1, 2, 3
(ฮฃf1)o        = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil
C              = panjang interval kelas
fQ1                 = frekuensi kelas kuartil

Dalam mencari kuartil-kuartil tersebut, yang perlu dicari terlebih dahulu adalah kelas tempat kuartil-kuartil itu berada (kelas kuartil), yaitu sebagai berikut:
(1)     Kelas Q1, jika (ฮฃf1)o≥¼ (n)
(2)     Kelas Q2, jika (ฮฃf2)o ≥ ¼ (n)
(3)     Kelas Q3, jika (ฮฃf3)o ≥ ¼ (n)

Contoh soal:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari distribusi frekuensinya!
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
2
5
13
14
4
2

Penyelesaian:
Dari tabel 1.2 diketahui:
n = 40, berarti ¼ n = 10, ½ n = 20 dan ¾ n = 30
Kelas Q1 = kelas ke-3
Kelas Q2 = kelas ke-3
Kelas Q3 = kelas ke-4
B1 = 90,5 (ada di kelas ke-3)
B2 = 90,5 (ada di kelas ke-3)
B3 = 93,5 (ada di kelas ke-4)
(ฮฃf1)o = 7; (ฮฃf2)o = 7; (ฮฃf1)o = 20
C = 3
fQ1 = 13; fQ2 = 13; fQ3 = 14

Q1 = B1 +
= 90,5 +
= 90,5 + 0,69
= 91,19

Q2 = B2 +
= 90,5 +
= 90,5 + 3
= 93,5

Q3 = B3 +
= 93,5 +
= 93,5 + 2,14
= 95,64

2)   Desil (D)
Desil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi sepuluh bagian yang sama. Cara mencari desil dibedakan antara data tunggal dan kelompok.
a)    Desil data tunggal
Untuk data tunggal desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut.
D = nilai ke
Contoh soal:
Tentukan desil ke-3 (D3) dan desil ke-7 (D7) dari data berikut.
1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
Penyelesaian:
D3 = data ke
= data ke  = data ke 2,4
= X2 + 0,4 (X3 – X2)
= 3 + 0,4 (5 – 3)
= 3,8

D7 = data ke
= data ke  = data ke 5,6
= X5 + 0,6 (X6 – X5)
= 10 + 0,6 ( – 10)
= 10,8

b)        Desil data berkelompok
Untuk data berkelompok desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Di = Bi +
Keterangan:
Di        = desil ke-i
Bi       = tepi bawah kelas desil ke-i
n        = jumlah semua frekuensi
i         = 1, 2, 3
(ฮฃfi)o  = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas desil ke-i
C       = panjang interval kelas
fQi         = frekuensi kelas desil ke-i

Contoh Soal:
Tentukan desil ke-4 dan ke-8


Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
2
5
13
14
4
2
Jumlah
40
Penyelesaian:
Untuk mencari desil ke-4 dan desil ke-6, terlebih dahulu dicari kelas desil ke-4 dan kelas desil ke-6, yaitu:
1)        Kelas desil ke-4, jika (ฮฃf4)o ≥  (n)
2)        Kelas desil ke-6, jika (ฮฃf6)o ≥  (n)
Dari tabel 1.2 tersebut diketahui:
n = 40, maka  (40) = 16 dan  (40) = 24
Kelas D4 adalah kelas ke-4
Kelas D6adalah kelas ke-6
B4= 93,5 (tepi bawah kelas ke-4)
B6= 99,5 (tepi bawah kelas ke-6)
(ฮฃf4)o = 20 dan (ฮฃf6)o = 38
C = 10
fD4 = 14 dan  fD6 = 2
D4 = B4 +
= 93,5 +
= 93,5 + (-2,86)
= 90,64
D6 = B6 +
= 99,5 +
= 99,5 + (-70)
= 90,64 + (-1)
= 29,5
3)   Persentil
Persentil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut yang menjadi seratus bagian yang sama. Terdapat sembilan puluh sembilan persentil, yaitu persentil pertama(P1), persentil kedua (P2), ... dan persentil kesembilan puluh sembilan (P99). Cara mencari persentil dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a)    Persentil data tunggal
Rumus:
Pi = nilai ke , i = 1, 2, 3, ..., 99
Contoh soal:
Tentukan persentil k3-10 (P10) dan persentil ke-76 (P76) dari data berikut!
30    31        32        34        36        36        37        40        41        41
43    45        45        45        46        47        47        48        49        50
51    51        52        53        54        56        57        58        59        60       
Penyelesaian:
n = 30
P10   = nilai ke
        = nilai ke  = 3,1
= X3 + 0,1 (X4 – X3)
= 32 + 0,1 (34 – 32)
= 32 + 0,1 (2)
= 32 + 0,2
= 32,2

P76   = nilai ke
   = nilai ke  = 23,56
= X23 + 0,56 (X24 – X23)
= 52 + 0,56 (53 – 52)
= 52 + 0,56 (1)
= 52 + 0,56
= 52,56


b)   Persentil data berkelompok
Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), persentil-persentilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Pi = Bi +

Keterangan:
Pi         = persentil ke-i
Bi            = tepi bawah kelas persentil ke-i
i           = 1, 2, 3, ..., 99
(ฮฃfi)o    = jumlah semua frekuensi sebelum kelas persentil
C          = panjang interval kelas
fpi         = frekuensi kelas persentil

Contoh soal:
Dari distribusi fekuensi di bawah ini, tentukan P35 dan P88!
Tabel 1.9 TINGGI 100 MAHASISWA
UNIVERSITAS SWASTA TAHUN 1990
Tinggi (cm)
Frekuensi (f)
150 – 154
155 – 159
160 – 164
165 – 169
170 – 174
175 – 179
4
8
14
35
27
12
Jumlah
100

Penyelesaian:
Untuk mencari  persentil ke-35 dan persentil ke-88, terlebih dahulu dicari kelas persentil ke-35 dan ke-88.
(1)      Kelas persentil ke-35, jika (ฮฃf35)o ≥
(2)      Kelas persentil ke-88, jika (ฮฃf88)o ≥
Dari tabel 1.9 di atas, diketahui:
n = 100, maka  (100) = 35 dan  (100) = 88
Kelas P35 adalah kelas ke-4
Kelas P88 adalah kelas ke-5
B35               = 164,5 (tepi bawah kelas ke-4)
B88               = 169,5 (tepi bawah kelas ke-5)
(ฮฃf35)o         = 26 dan (ฮฃf88)o = 61
C                 = 5
Fp35             = 35 dan fp88 = 27

Pi     = Bi +
P35   = B35 +
= 164,5 +
= 164,5 + 1,29
= 165,79

P88   = B88 +
= 169,5 +
= 169,5 + 5
= 174,5


DeviasiRata-Rata (Simpangan Rata-Rata)
       Deviasi rata-rata adalah nilai rata-rata hitung dari harga mutlak simpangan-simpangannya. Cara mencari deviasi rata-rata, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a)Deviasi rata-rata tunggal
Dapat dihitung dengan rumus:
            DR = 1 =
Contohsoal:
Tentukan deviasi rata-rata dari 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16!
Penyelesaian:
Rata-rata hitung =  =  = 8,85
DR =
  =  = 7,14
b)   Deviasi rata-rata data berkelompok
Dapat dihitung dengan rumus:
DR =
Contoh soal:
Tentukan deviasi rata-rata dari distribusi frekuensi pada tabel 1.7!
Penyelesaian:
Pada tabel 1.7 didapat  = 117,7
Tabel 1.7  Distribusi Frekuensi Relatif
Interval Kelas (Tinggi (cm))
X
f
│X -
f │X -
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
102
107
112
117
122
127
132
2
4
10
14
12
5
3
15,7
10,7
5,7
0,7
4,3
9,3
14,3
31,4
42,8
57
9,8
51,6
46,5
42,9
Jumlah
-
50

282

 DR =
      =  = 5,64

Varians
Varians adalah nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengaha tau simpangan rata-rata kuadrat. Untuk sampel variansnya disimbolkan dengan Untuk populasi, variansnya disimbolkan dengan  (baca sigma).
a.    Varians data tunggal
1)   Metode biasa
a)   Untuk sampel besar (n > 30):
 =
b)   Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
 =

2)   Metode angka kasar
a)   Untuk sampel besar (n > 30):
=
b)   Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
=
Contoh soal:
Tentukan varians dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16!
Penyelesaian:
n = 7
 =  = 8,85
X
X -
(X - )2
X2
1
3
5
10
12
15
16
-          7,85
-          5,85
-          3,85
1,15
3,15
6,15
7,15
61,6
34,2
14,8
1,3
9,9
37,8
51,1
1
9
25
100
144
225
256
62
-           
210,7
760

s2 =
 =
   = 35,1
=
 =  -
  = 126,6 -
 = 126,6 – 91,5
 = 35,1

b.   Varians data berkelompok
Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), variansnya dapat ditentukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode biasa, metode angka kasar, metode coding.
1)   Metode biasa
a)   Untuk sampel besar (n > 30):
s2 =
b)   Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s2 =

2)   Metode angka kasar
a)   Untuk sampel besar (n > 30):
s2 =  -
b)   Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s2 =  -

3)   Metode coding
a)   Untuk sampel besar (n > 30):
s2 = C2 .   -
b)   Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s2 = C2 .   -
Keterangan:
C = panjang interval kelas
u  =  =
M = rata-rata hitung sementara

Contoh Soal:
Tentukan varians dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
2
5
13
14
4
2
Jumlah
40

    Penyelesaian:
1) Dengan metode biasa:
 = 93,5
Diameter Pipa (m)
X
f
X -
(X -  )2
f (X -  )2
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
86
89
92
95
98
101
2
5
13
14
4
2
-7,5
-4,5
-1,5
1,5
4,5
7,5
56,25
20,25
2,25
2,25
20,25
56,25
112,5
101,25
29,25
31,5
81
112,5
Jumlah
-
40
-
-
468
s2 =
=  =11,7
2) Dengan metode angka kasar
Diameter Pipa (m)
X
F
X2
fX
f X2
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
86
89
92
95
98
101
2
5
13
14
4
2
7396
7921
8464
9025
9604
10201
172
445
1196
1330
392
202
14792
39605
110032
126350
38416
20402
Jumlah
-
40
-
3.737
394.597

s2 =  -
=  -
= 8739,9 – 8728,2= 11,7

3) Dengan metode coding
Diameter Pipa (m)
X
 f
  u
u2
fu
fu2
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
86
89
92
95
98
101
2
5
13
14
4
2
-3
-2
-1
0
1
2
9
4
1
0
1
4
-6
-10
-13
0
4
4
18
20
13
0
4
8
Jumlah
-
40
-
-
-21
63

s2 = C2 .   -
= 32 .
= 9 (1,575 – 0,276) = 11,691

c.         Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Simpangan baku adalah akar dari tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah atau akar simpangan rata-rata kuadrat. Simpangan baku sampel disimbolkan dengan s. Simpangan baku populasi disimbolkan dengan ฯƒ. Untuk menentukan nilai simpangan baku, caranya ialah dengan menarik akar dari varians. Jadi,
                        s =
1)        Simpangan baku data tunggal
a)    Metode biasa
Untuk sampel besar (n > 30):
s =
            Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s =



b)   Metode angka kasar
Untuk sampel besar (n > 30):
      s =  -
Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
      s =  

Contoh soal:
Tentukan simpangan baku dari data 1, 3, 5, 10, 12, 13, 15, 16!
Penyelesaian:
Dari perhitungan diperoleh varians (s2) = 35,1
Dengan demikian simpangan bakunya adalah
                        s =
                        =  = 5,9

Berikut ini adalah sampel nilai mid test statistik I dari kelompok mahasiswa di sebuah universitas.
            30        35        44        52        56        68        76        84        92        98
Tentukan simpangan bakunya!
Penyelesaian:
            n = 10
X
X -
(X - 2
X2
30
35
44
52
56
68
76
84
92
98
-33,5
-28,5
-19,5
-11,5
-7,5
4,5
12,5
20,5
28,5
34,5
1122,25
812,25
380,25
132,25
56,25
20,25
156,25
420,25
812,25
1190,25
900
1225
1936
2704
3136
4624
5776
7056
8464
9604
635
= 63,5
5.102,5
45.425

Dengan metode biasa
s =
 =
=  = 23,8
Dengan metode angka kasar
s =  
=
 =
  = 23,8

2)   Simpangan baku data berkelompok
a)    Metode biasa
Untuk sampel besar (n > 30):
s =
          Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s =
b)      Metode angka kasar
Untuk sampel besar (n > 30):
s =  -
            Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
      s =  
c)   Metode coding
Untuk sampel besar (n > 30):
s = C  -
Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
  s = C  - 
Keterangan:
     C    = panjang interval dalam kelas
u          =  =
    M     = rata-rata hitung sementara

Contoh Soal:
Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi pada contoh Tabel 1.1!
Penyelesaian:
Dari perhitungan didapatkan varians (s2) = . Dengan demikian, simpangan bakunya adalah:
s =
=
  =  16,5
Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 1.1 Berat badan 100 mahasiswa Unsri
Berat Badan (kg)
Banyaknya Mahasiswa (f)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
Jumlah
100

    Penyelesaian:
Dengan metode biasa
Berat Badan (kg)
f
X
fX
X -
(X - )2
f.(X - )2
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
51
54
57
60
63
510
1350
1824
900
1134
-6,18
-3,18
-0,18
2,82
5,82
38,1924
10,1124
0,0324
7,9524
33,8724
381,924
252,81
1,0368
119,286
609,7032
Jumlah
100
285
5718


1.364,76

 =
   =  = 57,18
s =
 =  = 3,68
Dengan metode angka kasar
Berat Badan (kg)
f
X
X2
fX
fX2
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
51
54
57
60
63
2.601
2.916
3.249
3.600
3.969
510
1.350
1.824
900
1.134
26.010
72.900
103.968
54.000
71.442
Jumlah
100
285

5.718
328.320

s =  -
=
  = 3,7

Dengan metode coding
Berat Badan (kg)
f
X
u
u2
fu
fu2
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
10
25
32
15
18
51
54
57
60
63
-2
-1
0
1
2
4
1
0
1
4
-20
-25
0
15
36
40
25
0
15
72
Jumlah
100



6
152

c = 3
s = C  -
 = 3 .
 = 3,69

Daftar Pustaka
Ronald E.Walpole., 1993. Pengantar Statistika, halaman 22-27". Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

2 komentar:

LIFE mengatakan...

maaf untuk yg kuartil data kelompk untuk contoh soal kok bisa dpat 0,69 it dri mna ya. mohon di jlskan .. trimksih

Unknown mengatakan...

kak aku mau file aslinya dong

Posting Komentar