TINJAUAN
SOSIAL TERHADAP MANAJEMEN PENDIDIKAN
OLEH: RAHMITA SOLIHAT
NIM. 06032681318042
Pendahuluan
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Pendidikan secara umum
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmojdo, dalam Hudy, 2013). Selain itu, pendidikan
adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham
dan sebagainya.
Pendidikan yang
dilakukan oleh masyarakat umum sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi.
Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Karena,
pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak menerima
pendidikan dari orang tuanya dan ketika anak-anak tersebut sudah dewasa dan
berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi , para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.
Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Tidak ada makhluk lain yang
membutuhkan pendidikan (Pidarta, 2009:1).
Aristoteles,
sang filsuf Yunani, tatkala mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial,
karena hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial.
Kehidupan bermasyarakat selalu menimbulkan hubungan antarmanusia dalam suatu
lingkungan kehidupan tertentu. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan
manusia lain untuk berinteraksi dan saling memenuhi kebutuhan hidupnya yang
tidak dapat dipenuhinya sendiri.
Di dalam manajemen pendidikan
terdapat strategi dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan yang tujuannya supaya
dapat memberikan layanan pendidikan yang efektif sesuai dengan yang telah
direncanakan. Adapun
komponen dalam manajemen pendidikan yaitu manajemen kurikulum, manajemen
kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen
layanan khusus sekolah, manajemen hubungan sekolah dan masyarakat yang memiliki
keterkaitan yang erat dengan kehidupan sosial yang merupakan
suatu tinjauan dalam landasan dan problematika pendidikan. Sehingga setiap
aktivitas pendidikan harus dihubungkan dengan kehidupan sosial agar manajemen
pendidikan berjalan dengan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan membahas lebih
lanjut mengenai tinjauan perspektif landasan sosial terhadap manajemen pendidikan.
Hakikat
Manajemen Pendidikan
Manajemen adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien
(Mulyadi dalam Haryanto, 2012).
Mulyani A. Nurhadi
dalam Haryanto (2012) menekankan adanya ciri-ciri atau pengertian manajemen
pendidikan dalam definisi manajemen di atas sebagai berikut:
1.
Manajemen
merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan bagi
manusia.
2.
Rangkaian
kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu rangkaian kegiatan
pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda dengan tujuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya; tujuan kegiatan
pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan secara umum dan
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
3.
Proses
pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam
suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar tercipta kondisi kerja
yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam
kegiatan pendidikan itu.
4.
Proses
itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala tujuan
umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala tujuan
khusus).
5.
Proses
pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah rangkaian segala
kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Proses
Manajemen.
a. Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
b. Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan
organisasi.
c. Pengarahan: Proses implementasi program agar
dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi
agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
d. Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan
dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
Komponen
Manajemen Sekolah
1.
Manajemen Keuangan
Uang merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang
dianggap penting. Uang termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh
karena itu, uang perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar membantu
pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi akan menghasilkan
manusia-manusia cerdas yang berpengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Organisasi pendidikan dikategorikan
sebagai organisasi publik yang bersifat nirlaba (nonprofit), bukan untuk
mencari keuntungan seperti halnya perusahaan. Oleh karena itu, manajemen
keuangannya memiliki keunikan sesuai dengan misi dan karakteristik pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan
pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama
komponen-komponen lain (Mulyasa, 2011:47). Inti dari
manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan keefektifan. Oleh karena
itu, selain mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan
pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu
diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan,
baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
2.
Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut Rugaiyah (2011:63), Manajemen sarana dan
prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh
sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan pembelajaran
maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar..
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas
mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. kegiatan
pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
inventarisasi dan penghapusan serta penataan (Mulyasa, 2011:50).
3.
Manajemen Layanan Khusus Sekolah
Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian
penting dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang efektif dan efisien.
Sekolah merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kualitas dari penduduk bangsa Indonesia. Sekolah tidak hanya memiliki tanggung
jawab dan tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu
penegetahuan dan teknologi saja, melainkan harus menjaga dan meningkatkan
kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan UUSPN
bab 11 Pasal 4 yang memuat tentang adanya tujuan pendidikan nasional.
4.
Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses
komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian
anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta mendorong minat dan
kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah (Purwanto,
1995). Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu
sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi
peserta didik di sekolah (Mulyasa, 2011:50).
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan
penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk; (1)
memelihara kelangsungan hidup sekolahan, (2) meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah yang bersangkutan, (3) memperlancar proses belajar mengajar, (4)
memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam
pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika diitinjau dari kebutuhan masyarakat itu
sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk; (1) memajukan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang mental spiritual,
(2) memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, (3) menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan
masyarakat, dan (4) memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang
makin meningkat kemampuannya.
Dengan adanya program hubungan masyarakat dalam sebuah
lembaga pendidikan maka akan memberikan manfaat yang banyak sekali antara lain:
a.
Terjadi saling pengertian antara
sekolah dan masyarakat, sehingga masyarakat dapat membantu kebutuhan-kebutuhan
sekolah.
b.
Lewat kegiatan humas para siswa dapat
mengetahui kondisi masyarakat sekitarnya.
c.
Dengan adanya kegiatan sekolah dapat
melakukan promosi program dan menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan
putra putrinya di sekolah.
Hubungan
antara sekolah dengan orang tua murid dapat dilakukan melalui beberapa hal,
antara lain; (1) mengadakan pertemuan antara pihak sekolah dengan wali murid,
(2) pihak sekolah mengunjungi orangtua, (3) pihak sekolah mengirim surat kepada
orangtua, (4) melibatkan orangtua dalam merencanakan kurikulum, kegiatan
ekstrakurikuler, dan lain-lain.
Hubungan
guru dengan masyarakat; (1) guru dapat menjadi sponsor pada kegiatan yang
menguntungkan seperti kegiatan pengumpulan dana bagi masyarakat yang tertimpa
musibah, (2) ikut berpartisipasi bersama masyarakat untuk mengikuti kerja
bhakti atau membuat perpustakaan keliling., (3) mengembangkan sebuah kegiatan
di lingkungan sekolah seperti presentasi musik, drama, partisipasi dalam
perlombaan olahraga, program bekerja sambil belajar dan lain-lain.
Definisi
Sosial
Menurut Pidarta (2009:151),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosial.
Adapun interaksi dan proses sosial dalam kelompok-kelompok dan struktur sosial
didasarkan atas faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati yang dapat
terjadi bila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi. Adapun
menurut Saderson dalam Maunah (2009:65) sosiologi memiliki peran untuk mencari
tahu hakekat-hakekat dan sebab-sebab dari berbagai pola pikiran dan tindakan
manusia yang teratur dan dapat berulang.
Berkaitan dengan peran
sosiologi tersebut maka, Ahmadi (2004:2) menjelaskan bahwa sosiologi memiliki
objek kajian yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dalam kelompok. Konsep pemikiran ini didasarkan pada pola
kehidupan manusia yang tidak mampu hidup sendiri dan manusia selalu membutuhkan
orang lain. Dengan demikian manusia diharuskan memiliki kemampuan menjalin
kontak sosial dan komunikasi yang baik. Disinilah peranan pendidikan sangat
dibutuhkan sebagai sarana membentuk dan mengubah pola perilaku manusia seperti
yang diharapkan melalui proses pembelajaran.
Ahmadi (2004:9) menjelaskan bahwa keterkaitan
yang erat antara sosiologi dan pendidikan dapat dipahami melalui kajian
sosiologi pendidikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas proses
interaksi sosial anak-anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa
serta dengan kondisi-kondisi sosio kultural yang terdapat di dalam masyarakat
dan negaranya
Tinjauan
Sosiologis Terhadap Manajemen Pendidikan
Tinjauan manajemen pendidikan
dalam persfektif sosiologis dapat diamati dari berbagai aspek yang berhubungan
dengan manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosial menyangkut imitasi
(peniruan), sugesti (memberi pengaruh yaitu suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik
lebih dahulu), identifikasi (keinginan untuk menyamakan/menyesuaikan diri
terhadap sesuatu yang dianggap mempunyai keistimewaan), dan simpati
(tertariknya seseorang terhadap orang lain, yang timbul bukan atas dasar logis rasional melainkan
berdasarkan penilaian perasaan) (Ahmadi, 2004:44).
Dalam persfektif sosiologis
kemampuan kerja sama membutuhkan kemampuan penyesuaian diri dengan
lingkunganya. Menurut Woodworth dalam Ahmadi (2009:44), proses penyesuaian
diri mengalami empat macam proses yaitu
(a) individu dapat bertentangan dengan lingkungan; (b) individu dapat
menggunakan lingkungan; (c) individu dapat berpartisispasi dengan lingkungan;
dan (d) individu dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Dengan demikian kerja
sama yang baik akan menghasilkan penyesuaian yang baik pula dalam suatu
kelompok terutama dalam pelaksanaan manajemen pendidikan.
Artinya komponen dalam manajemen
pendidikan itu bisa terlaksana dengan baik apabila adanya hubungan kerjasama
antara kehidupan sosial masyarakat. Apabila tidak ada kerjasama dengan
kehidupan sosial masyarakat maka manajemen pendidikan yang telah direncanakan
tidak akan berjalan dengan baik. Jadi tinjauan sosial terhadap manajemen
pendidikan mempunyai implementasi yang besar dalam mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.
Simpulan
Perkembangan
sosial berpengaruh terhadap manajemen pendidikan demi tercapainya tujuan
pendidikan yang diharapkan yang dapat dipergunakan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Manajemen pendidikan
adalah rangkaian segala kegiatan yang menunjuk kepada usaha kerjasama dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Komponen manajemen
sekolah terdiri dari: manaajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana,
manajemen layanan khusus sekolah, dan manajemen hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Tinjauan
sosiologis terhadap manajemen pendidikan sangat
berpengaruh terutama dari aspek yang akan dikaji dalam mencapai tujuan yang diharapkan melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sebagai bentuk
perubahan dari sebelum manusia atau sumber daya manusia awal sampai ke modern dengan bekerja sama dengan masyarakat.
Daftar
Pustaka
Ahmadi,
A. 2004. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta
Maunah,
B. 2009. Landasan Pendidikan.
Yogyakarta:Teras
Mulyasa,
E. 2011. Manajemen Berbasis
Sekolah. Bandung: Rosdakarya
Pidarta, M. (2009). Landasan
kependidikan: stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Purwanto,
Ngalim. 2009. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Hudy, M. (2013).
Pengertian pendidikan secara umum.
[Online] Tersedia http://mashudyazka.blogspot.com/2013/05/pengertian-pendidikan-secara-umum.html [28 Oktober
2013]
Haryanto.
(2012). Penegertian manajemen pendidikan. [Online] Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-manajemen-pendidikan/ [20 November
2013]
0 komentar:
Posting Komentar