TINJAUAN
HISTORIS TERHADAP PERAN PENDIDIK
RAHMITA
SOLIHAT
Pendahuluan
Secara umum,
pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara khusus, pendidikan
adalah
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyaharjo, 2008: 3, 11).
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyaharjo, 2008: 3, 11).
Tujuan pendidikan di
Indonesia adalah untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi, seperti sikap
suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya diri, mencintai
prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta puas
akan sukses yang akan dicapai (Pidarta, 2007: viii).
Ide-ide John Dewey,
salah satu filsuf pendidikan terkemuka dunia, menyarankan sebuah hal
yang masuk akal untuk penyelidikan dan penggunaan sejarah
(pendidikan) masa lalu. Kemudian dia, dalam bukunya Democracy
and Education, menegaskan
bahwa “ masa lalu hanyalah masa lalu yang tidak lebih dari sebuah
peristiwa. Jika hal itu seluruhnya telah pergi dan terjadi, maka
hanya ada satu alasan yang masuk akal terhadap hal tersebut.
Biarkanlah sukma terkubur bersama dengan jasadnya. Tapi ilmu
pengetahuan terhadap masa lalu merupakan kunci untuk memahami saat
ini. Sejarah sesuai dengan masa lalu, tapi masa lalu tersebut ialah
sejarah saat ini ”.
Dewey menyatakan
bahwa kamu adalah kamu yang sekarang karena masa lalumu.
Harapan-harapan dan permasalahan-permasalahan mu adalah hasil dari
sejarah masa lalumu tersebut. Pandangan Dewey kemudian tentang
pengalaman manusia menyarankan bahwa sejarah pendidikan akan bernilai
dengan alasan-alasan sebagai berikut :
- Isu-isu dan permasalahan-permasalahan pendidikan berakar pada masa lalu oleh karena itu penyelidikan terhadap sejarah pendidikan dapat membantu kita untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah kekinian.
- Usaha-usaha nyata untuk menata ulang dan mereformasi pendidikan mulai dengan situasi saat ini, yang merupakan produk dari masa lalu kita; dengan menggunakan tinjauan dan telaahan masa lalu kita dapat merencang masa depan.
- Penyelidikan terhadap pendidikan di masa lalu menyediakan dan menghadirkan sebuah pandangan yang menjelaskan menerangkan secara nyata akan kegiatan-kegiatan kita saat ini sebagai para guru atau pendidik.
Pencapaian terhadap
penyelidikan sejarah pendidikan dari perspektif kepedulian kita
terhadap pendidikan saat ini barangkali akan membantu jika kita
melihat dan belajar pada pengalaman para pendidik di masa lalu untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan kita hadapi sebagai seorang
guru.
Berdasarkan uraian
diatas, makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai tinjauan
perspektif landasan histori terhadap peran pendidik.
Definisi
dan Hakikat Profesi Pendidik
- Pendidik
Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi {UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 39 (2)}. Dalam
pengertian yang sederhana, pendidik adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik, sedangkan dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi juga di
masjid, di surau/musholla, di rumah, dan sebagainya.
- Tugas Pendidik:
Menyerahkan
kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian, kecakapan, dan
pengalaman-pengalaman.
- Sebagai perantara dalam belajar.
- Pendidik adalah sebagai pembimbing, untuk membawa peserta didik kea rah kedewasaan.
- Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
- Tugas Pendidik:
Pendidik adalah
orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan peserta didik,
serta bertanggung jawab untuk membentuk peserta didik agar menjadi
orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di
masa yang akan datang.
- Guru
Secara definisi kata
“guru” bermakna sebagai pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama
itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu
yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau
keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.
Definisi guru tidak termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional (Sisdiknas), dimana didalam UU ini profesi guru
dimasukkan dalam rumpun pendidik.
Sesungguhnya guru
dan pendidik merupakan dua hal yang bisa berbeda maknanya. Dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan
guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang
studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karir;
(2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; (3) guru dalam
jabatan pengawas. Kata guru dalam makna luas adalah semua tenaga
kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas
untuk beberapa mata pelajaran.
Guru mempunyai
kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Guru yang baik
adalah guru yang memiliki kompetensi di dalam proses belajar
mengajar, agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
efisien. Conny R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru
memiliki tiga kriteria yang terdiri dari:
- Knowledge criteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang guru yang meliputi penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara belajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individ, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang kemasyarakatan dan pengetahuan umum.
- Performance criteria, yakni kemampuan guru yang berkaitan dengan berbagai keterampilan dan perilaku yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.
- Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar.
Landasan
Historis
Kata sejarah dari
bahasa Inggris “HISTORY” yang sebenarnya kata HISTORY itu sendiri
berasal dari bahasa Yunani ISTORIA yang berarti orang pandai.
Sejarah/historis adalah suatu keadaan atau kejadian pada masa lampau
dimana adanya peristiwa yang menjadi sebuah acuan untuk mengembangkan
suatu kegiatan atau kebijakan pada saat ini. Mempelajari sejarah
sangatlah penting karena dengan mempelajari sejarah manusia
memperoleh banyak informasi dan manfaat sehingga menjadi lebih arif
dan bijaksana dalam menentukan sebuah kebijakan.Sejarah
adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau
kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh
dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep,
teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya (Pidarta,
2009:109).
Landasan historis
memberikan peranan yang penting karena dari sebuah landasan historis
atau sejarah bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Menurut
Pidharta (2009:109) sejarah/historis adalah keadaan masa lampau
dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh
konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang
mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita,
bentuk dan sebagainya.
Dengan demikian,
setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju, pada
umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa
yang lampau (Pidarta, 2007:110). Demikian juga halnya dengan bidang
pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk
memajukan pendidikan suatu bangsa.
Peran
Pendidik dari Masa ke Masa
- Masa Penjajahan
Pada
masa penjajahan guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa
Indonesia. Semangat kebangsaan Indonesia tercermin dan terpatri dari
guru pada masa penjajahan tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari
lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda
pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda. Organisasi
ini merupakan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik
sekolah. Dengan
semangat perjuangan dan kebangsaan yang menggelolara, para guru
pribumi menuntut persamaan hak dan kedudukan dengan pihak belanda.
Sebagai salah satu bukti dari perjuangan ini adalah kepala HIS yang
sebelumya selalu dijabat oleh orang belanda, bergeser ke tangan orang
Indonesia. Semangat perjuangan guru terus bergelora dan memuncak
serta mengalami pergeseran cita-cita perjuangan yang lebih hakiki
lagi, yaitu Indonesia merdeka. Pada tahun 1932 Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Perubahan nama ini suatu langka berani penuh risiko, karena mengusung
nama “Indonesia” di mana belanda tidak suka dengan kata tersebut
yang dianggap mengorbankan semangat nasionalisme yang tinggi serta
dorongan untuk hidup merdeka menjadikan organisasi ini tetap eksis
sampai pemerintahan kolonial belanda berakhir (Aniza,2011).
Jadi dapat dikatakan
bahwa peran guru pada masa penjajahan sangat penting dan mempunyai
nilai yang strategis dalam membangkitkan semangat kebangsaan
Indonesia menuju cita-cita kemerdekaan. Dengan peran guru sebagai
pengajar dan pendidik yang berhadapan langsung dengan para siswa,
maka guru bisa secara langsung menanamkan jiwa nasionalisme dan
menekankan arti penting sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Di masa lampau
profesi menjadi guru tidak mudah apalagi menjadi guru yang baik mesti
harus memenuhi syarat-syarat kompetensi. Alhasil menjadi guru bukan
menjadi pilihan cita-cita atau impian. Apalagi ditambah dengan
masalah ekonomi, menjadi guru pada masa lampau harus siap dengan
penghasilan yang boleh dikatakan pas-pasan. Impian guru menjadi
sesuatu yang makin menjauh. Walaupun dalam kenyataan para guru
pendahulu bisa dilihat secara nyata kinerja mereka tidak menurun
dalam kondisi yang ekonomi yang demikian. Banyak sekali contoh guru
di masa lalu yang begitu disiplin, tekun dalam mendidik muridnya dan
bekerja tanpa pamrih dan dalam sarana prasarana dan metode
pembelajaran yang terbatas bahkan dalam banyak sekolah hanya diajar
oleh seorang guru.
- Masa Kemerdekaan
Proklamasi
kemerdekaan 17 agustus 1945 menjadikan peran guru dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat lebih terbuka dan maksimal.
Dengan semangat proklamasi para guru bersepakat menyelenggarakan
kongres guru Indonesia yang berlangsung tanggal 24-25 november 1945
di Surakarta. Dalam kongres tersebut disepakati untuk menghilangkan
segala perbedaan latar belakang yang ada pada guru, seperti perbedaan
tamatan, lingkungan pekerjaan, daerah asal, politik, agama, dan suku.
Mereka melembur dalam suasana ke-indonesia dan siap mengabdi demi
kemajuan bangsa dan Negara Indonesia yang lebih baik dan sejahtera.
Melalui kongrese ini didirikan persatuan guru ruplik Indonesia (PGRI)
tempatnya tanggal 25 november 1945 (Aniza, 2011).
Saat ini setelah
bergulirnya sertifikasi guru yang sebenarnya adalah untuk semakin
mengembangkan profesionalitas guru. Impian dan cita-cita menjadi guru
bukan lagi semata hayalan tetapi bisa dilihat dengan kasat mata,
rata-rata lulusan berusaha untuk menjadi guru dengan masuk ke
perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan. Sebenarnya ini
adalah fenomena yang sangat menarik karena paling tidak terbuka
peluang pendidikan yang lebih baik, karena makin banyak guru yang
tersedia dan semakin lebih profesional karena dalam memperoleh
pendidikan yang lebih baik. Karena memperoleh bekal pendidikan yang
lebih baik menjadi guru tentu guru masa kini harus lebih profesional
dalam mendidik murid-muridnya. Walaupun disisi lain tidak luput juga
dari kekurangan misalnya masih banyak guru yang mengikuti sertifikasi
tetapi hanya untuk menambah penghasilan tanpa memperbaiki kinerja
atau profesionalitas.
- Masa Sekarang dan Masa Depan
Masa sekarang dan
yang akan datang tentu guru makin dituntut untuk lebih profesional
karena saat ini fenomena itu makin jelas terlihat di mana guru bukan
lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi pembelajaran berpusat pada
murid. Murid saat ini telah menunjukan di mana pendidikan tidak hanya
dapat diperoleh dari pertemuan di kelas dengan guru tetapi pendidikan
bisa diperoleh di mana saja dan kapan saja. Teknologi informasi dan
komunikasi serta fenomena global telah membuktikannya. Sehingga, guru
masa depan adalah guru yang mau melakukan perubahan-perubahan ke arah
yang lebih baik, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam mendidik
murid-muridnya.
Simpulan
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan:
- Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya termasuk pendidik.
- Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
- Landasan historis memberikan peranan yang penting karena dari sebuah landasan historis atau sejarah bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini yang lebih maju dan berkembang.
- Peran pendidik ditinjau dari landasan historis memberikan pengaruh besar karena peran pendidik pada zaman dahulu sampai sekarang mengalami perkembangan yang begitu pesat. Di masa lampau profesi menjadi guru tidak mudah apalagi menjadi guru yang baik mesti harus memenuhi syarat-syarat kompetensi. Sedangkan sekarang peran pendidik dituntut untuk lebih profesional.
Daftar
Pustaka
Danim,
S. (2010). Profesi
kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
Pidarta, M. (2007).
Landasan kependidikan: stimulus ilmu pendidikan bercorak indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Pidarta, M. (2009).
Landasan kependidikan: stimulus ilmu pendidikan bercorak indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syam,
M. N. (1980). Pengantar
dasar-dasar kepedidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Tirtarahardja,
U & S.L La Sulo. (2005). Pengantar
pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mudyahardjo,
R. (2008). Pengantar
pendidikan: sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pa
Pidarta,
Made. (2009). Landasan
pendidikan: stimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Aniza.
(2011). Peran
guru dari masa ke masa.
Diunduh pada tanggal 10 November 2013 melalui
http://anhyxaniz.blogspot.com/2011/11/peran-guru-dari-masa-ke-masa.html
Wicaksono.,
W. (2013). Makalah profesi kependidikan. Diunduh pada tanggal 10
November 2013 melalui http://banyu-panguripan.blogspot.com/
2013/04/makalah-profesi-kependidikan.html.
0 komentar:
Posting Komentar